Sejumlah aksi demonstrasi yang dipicu oleh dugaan kecurangan dalam proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 terjadi di depan Gedung KPU, Jakarta Pusat. (Foto: Istimewa) |
Jakarta - Sejumlah aksi demonstrasi yang dipicu oleh dugaan kecurangan dalam proses Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 terjadi di depan Gedung KPU, Jakarta Pusat.
Massa yang terdiri dari berbagai kelompok masyarakat, mahasiswa, dan buruh menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap integritas pemilu yang baru saja berlangsung.
Pada 16 Februari 2024, Kelompok Masyarakat Sipil Peduli Demokrasi dan Pemilu melakukan demonstrasi dengan membawa poster-poster yang menuntut penegakan hukum terhadap dugaan kecurangan.
Mereka menganggap Pemilu 2024 penuh dengan kecurangan dan menyerukan penangkapan serta pengadilan terhadap Presiden Joko Widodo dengan poster bertuliskan “Tangkap dan adili Jokowi” serta “Sindikat Jokowi di Balik Pemilu Curang”.
Tidak hanya itu, pada 19 Februari 2024, Aliansi Masyarakat Selamatkan Demokrasi Indonesia juga turut berdemonstrasi menolak kecurangan pemilu.
Mereka menegaskan bahwa aksi mereka tidak dipengaruhi oleh imbalan finansial, melainkan oleh kepedulian terhadap demokrasi di Indonesia.
Di samping itu, ada juga demo tandingan dari Aliansi Mahasiswa Jaga Indonesia yang memberikan dukungan kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo dan KPU, serta mengejek kelompok yang kontra terhadap KPU.
Aksi demo terakhir terjadi pada Rabu, 21 Februari 2024, kali ini dari organisasi Poros Buruh Nasional.
Mereka mengungkapkan kecurigaan terhadap berbagai pelanggaran yang terjadi sebelum, saat, dan setelah pemilu.
Salah satu ketua organisasi tersebut, Endang Hidayat, menyoroti kasus-kasus konkret seperti uji materil batas usia calon presiden dan wakil presiden di Mahkamah Konstitusi yang dianggap menguntungkan putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, serta adanya rekayasa dalam penghitungan suara melalui Sirekap yang dilakukan oleh KPU.
Kepolisian Resor Jakarta Pusat, dalam mengantisipasi demonstrasi tersebut, menurunkan 1.758 personel untuk menjaga keamanan di sekitar Gedung KPU. Jalan di sekitar lokasi demonstrasi ditutup untuk menghindari gangguan terhadap pengguna jalan lainnya.
Aksi demonstrasi ini menunjukkan ketegangan yang masih berlangsung pasca Pemilu 2024, dengan berbagai pihak yang menyuarakan ketidakpuasan mereka terhadap integritas proses pemilihan umum. (*)